Cerita ini berawal dari Mrs. Johnson Louanne yang diterima
sebagai guru di kelas akademik/khusus di Parkmont High School. Sebelum mengajar
di Parkmount High School, Mrs. Johnson berprofesi sebagai pasukan marinir.
Awalnya Mrs. Johnson tidak menerima tawaran mengajar tersebut, namun ketika
ditawari gaji sebesar 24.700 dolar per tahun, Mrs. Johnson langsung menerimanya
dengan senang hati. Mrs. Johnson senang karena langsung diterima di sekolah
tersebut, lalu ia bertemu dengan temannya Griffith dan bercerita bahwa ia
diterima sebagi guru tetap di Parkmount High School dengan mengajar di kelas
akademik atau kelas khusus. Griffith terkejut mendengar berita itu, dan
memberitahukan jika kelas yang akan Mrs. Johnson ajar adalah kelas yang isinya
adalah anak-anak nakal. Namun, Mrs. Johnson tidak menghiraukan itu dan tetap
pada pendiriannya untuk mengajar kelas akademik.
Hari
pertama Mrs. Johnson mengajar, ia mendapat sambutan yang sangat tidak
mengenakkan dari para muridnya. Ketika Mrs. Johnson berusaha meminta perhatian
dengan menanyakan guru yang sebelumnya mengajar di kelas itu, Mrs. Johnson
tetap saja tidak dihiraukan oleh muridnya dan bahkan Mrs. Johnson dilecehan
oleh salah satu muridnya yaitu Emilio Ramirez. Emilio ramirez adalah salah satu
murid yang paling berpengaruh di kelas tersebut. Setelah mendapat pelecehan
dari Emilio, Mrs. Johnson langsung meninggalkan kelas dengan muka yang penuh
kekecewaan dan menemui Griffith untuk memceritakan kekecewaannya akan muridnya
tersebut dan memutuskan untuk berhenti dari sekolah tersebut. Namun Griffith
memberi semangat kepada Mrs. Johnson untuk tidak meninggalkan sekolah tersebut,
dan menyarankan Luoanne dalam pengajarannya untuk menarik perhatian muridnya.
Pada malam
harinya Mrs. Johnson membaca buku-buku miliknya. Setelah
semalaman membaca buku tentang mengajar dan mendapat masukan dari temannya
untuk menarik perhatian murid-muridnya terlebih dahulu, Mrs. Johnson memutuskan
untuk mengajari karate pada awal pertemuannya, dan memperkenalkan diri sebagai
mantan marinir. Ketika dua orang muridnya Raul dan Durrel merespon ajarannya
dan melakukan dengan baik, Mrs. Johnson memberikan nilai A untuk semua murid,
dan harus di pertahankan sampai akhir tahun agar bisa lulus dari SMA.
Perhatian yang telah diperoleh oleh mrs. Johnson
digunakan untuk mengajarkan jenis kata, konjugasi kata, makna kata dan makna
kalimat. Topik yang dipilihpun berdekatan dengan apa yang sehari-hari harus
dihadapi oleh murid-murid dengan lingkungan yang kental dengan kekerasan.
seperti memilih, kematian, mengendalikan hidup dan memilih dalam menghadapi
hidup dan kematian. Dalam kelas ini mrs. Johnson menemukan tiga murid yang
memiliki kecerdasan yang lebih yaitu Callie, Raul dan Durrel. Akan tetapi
keberhasilan mrs. Johnson mendapat teguran keras dari kepala sekolah karena
mengajarkan karate pada murid dan mengajar tidak sesuai dengan kurikulum.
Mrs. Johnson meneruskan usahanya mengajarkan tentang
kata dan penggunaannya dengan memberikan coklat dan makanan kecil bagi mereka
yang dapat menjawab atau menjelaskan dengan benar. Motivasi yang semakin
terbentuk kemudian diperkuat dengan tantangan untuk memahami puisi. Bila mereka
mampu membaca puisi, maka mereka dapat membaca apa saja. Mrs. Johnson memberi
tugas untuk membaca dan memahami satu puisi dengan janji, bila mereka berhasil
mereka semua akan di bawa ke arena bermain, dengan roller coaster dan permainan
lainnya. Mereka tidak harus membayar sepeserpun karena didanai oleh Dewan
Pendidikan (padahal semua dana berasal dari uangnya pribadi). Sekali lagi, Mrs.
Johnson mendapat tantangan dari Emilio yang menganggap semuanya omong kosong,
tantangan untuk menundukkan murid paling berpengaruh di kelasnya.
Setelah memenuhi janjinya mengajak anak-anak
tersebut ke taman bermain, dan kembali mendapat teguran keras karenanya, Mrs.
Johnson mengadakan Dylan-Dylan Contest, dengan hadiah makan malam dengannya di
sebuah restoran mahal terkemuka. Kontes tersebut merupakan kontes mencari
persamaan satu puisi karya Bob Dylan tentang kematian, dengan satu puisi Dylan
Thomas. Kontes tersebut dimenangkan oleh Raul, Durrel dan Callie, namun
semuanya mendapat hadiah untuk usaha yang telah dilakukan. Sayangnya, hanya
Raul yang bisa pergi makan malam, karena kedua murid yang lain harus bekerja
pada malam hari.
Kesokan
harinya, saat memberikan materi baru, muridnya menanyakan hadiah apa jika mampu
menyelesaikan puisi ini. Ternyata dari kejadian-kejadian sebelumnya telah
membuat muridnya menjadi ketagihan dengan hadiah yang diberikan Mrs. Johnson
setiap mempelajari puisi yang baru. Namun, Mrs. Johnson mampu meyakinkan kepada
muridnya bahwa belajar itu sendiri merupakan hadiah bagi mereka. Pikiran
yang kuat harus dilatih terus, tiap kenyataan baru memberi pilihan yang lain,
tiap pemikiran baru membentuk otot pikir yang baru, dan kita butuh otot-otot
tersebut sebagai senjata dalam hidup kita.
Masalah demi masalah muncul seperti keluarnya dua
saudara kembar Durrel dan Lionel karena mrs. Johnson dianggap ibu mereka
meracuni otak mereka dengan puisi-puisi tidak berguna, keputusan Callie untuk
pindah sekolah ke Clearview karena hamil dan yang paling berat adalah
terbunuhnya Emilio karena tidak mendapat perlindungan dari sekolah. Hal itu
membuat hati mrs. Johnson terpukul
sehingga memutuskan untuk mengundurkan diri dari mengajar pada akhir semester
pertama. Akan tetapi murid-muridnya tidak setuju dengan keputusan mrs. Johnson,
mereka meyakinkan mrs. Johnson untuk tidak meyerah dalam menghadapi kehidupan
seperti yang diajarkan dalam puisi-puisi
mrs. Jodnson. Mrs. Johnson pun terketuk pintu hatinya, kemudian berniat
utntuk mengungkan diri untuk berhenti dan kembali melanjutkan pengajrannya di
Parkmount High School
Makna dalam setiap pembelajarannya melalui berbagai
pendekatan:
a. Pendekatan
behavioristik
Dalam
pendekatan ini diterapkan bahwa anak-anak membutuhkan peran orangtua dalam
pembelajaran, mereka suka meniru dan menyukai berbagai bentuk penghargaan
seperti hadiah ataupun pujian.
Dalam
film ini dapat kita lihat penerapan pendekatan behavioristik dalam
pengajarannya yaitu dengan cara:
1. Tingkah laku yang selalu diulang
oleh Mrs. Johnson supaya tercipta asosiasi yang
kuat antar keduanya. Contoh tingkah laku yang berulang adalah dengan memberikan kasih sayang kepada anak-anak didiknya dengan selalu mencoba membantu masalah yang dihadapi oleh anak didiknya.
kuat antar keduanya. Contoh tingkah laku yang berulang adalah dengan memberikan kasih sayang kepada anak-anak didiknya dengan selalu mencoba membantu masalah yang dihadapi oleh anak didiknya.
2. Terjadi penguatan positif yang diberikan
Louanne Johnson kepada anak-anak
didiknya,
didiknya,
3. Mrs.
Johnson
melakukan kontribusi dalam pembelajarannya. salah satunya, menyediakan
pembimbingan. Mrs. Johnson membimbing anak-anak didiknya jika
melakukan kesalahan.
b. Pendekatan
humanistik
Tujuan
utama pendekatan ini adalah untuk memanusiakan manusia(peserta didik). Tujuan
utama pendidik adalah membantu anak didiknya untuk bias mengembangkan dirinya
sendiri.
Pertama kali Mrs. Johnson gagal menjalin komunikasi
dengan muridnya, karena datang sebagai “orang asing”. Namun, kemudian Mrs.
Johnson berhasil menjadi bagian dari komunitas kelas tersebut, dan bersama-sama
melaksanakan proses belajar-mengajar yang sesuai dan diterima oleh
murid-muridnya. Loanne
Jonhson dalam hal ini mencoba untuk memaknai arti pendidikan dan kasih sayang
yang diberikan kepada anak-anak didiknya melalui pelajarannya. Sebagai pendidik Louanne tidak hanya memberikan
pelajaran saja, melainkan melalui pelajarannya itu diberikannya nilai-nilai
kehidupan disetiap materi-materinya. Selain itu, Mrs.
Johnson
selalu peduli dengan anak-anak didiknya disaat mereka mendapat masalah,
sehingga hasilnya pun berhasil membuat anak-anak didiknya yang tadinya nakal,
urakan, dan berandalan menjadi anak-anak
yang baik dan saling mengerti satu sama lain.
c. Pendekatan
belajar kognitif
Dalam
teori ini, proses pembelajaran akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran
baru yang diajarkan dapat beradaptasi secara tepat dan serasi dengan daya
kognitif yang telah dikuasai oleh murid. Yang diterapkan Mrs Johnson dalam
teori ini adalah memberikan materi sesuai dengan keadaan dan kondisi murid yang
hidup dalam kekerasan, kemiskinan, kehidupan dan juga kematian. Sehingga murid
mampu mencerna dengan baik pelajaran
yang diberikan.
d. Pendekatan
kontruktivistik
Dalam
pendekatan ini lebih ditakankan pada pemahaman siswa serta siswa mampu
memecahkan persoalan dalam konteks pemaknaan yang dimiliki siswa. Dalam film
ini dapat kita lihat bahwa mrs. Johnson lebih mengutamakan pemahaman
murid-muridnya dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih menarik
siswa dan juga lebih banyak menularkan pengalaman serta ilmu pengetahuan sebagai
modal untuk masa depan yang lebih baik.