1. Perbedaan kepemimpinan dan
menajemen menurut saya adalah kepemimpinan merupakan suatu peran dimana dia
tidak hanya sekedar memerintah akan tetapi juga mampu memberikan solusi serta
rasa nyaman dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari
kepandaiannya dalam mengelola suatu masalah tetapi juga memberikan
motivasi-motivasi kepada yang ia pimpin sedangkan manajer menurut saya hanyalah
suatu peran dimana ia harus mampu memantau bawahannya untuk menyelesaikan tugas
dengan baik serta tidak mampu memberikan kebijakan kepada bawahannya karena
seorang manajer hanya menjalankan kebijakan yang telah diberikan oleh dirkturnya
(pemimpinnya) sehingga dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin dapat menjadi
seorang manajer pula sedangkan seorang manajer belum tentu dapat menjadi
seorang pemimpin. Akan tetapi antara
kepemimpinan serta manajer sama-sama dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk
membangun suatu organisasi yang mampu berkembang dalam menjalankan segala
tujuan yang telah dicita-citakan dari awal oleh organisasi ataupun perusahaan.
2. Dalam
system organisasi terkenal dengan system bentuk tall dan flat. System tall
merupakan struktur organisasi dimana adanya mata rantai yang panjang antara
komando dan komunikasi sehingga mengakibatkan pengambilan keputusan yang lambat
karena pengambilan keputusan dilakukan dijenjang atau tingkatan yang lebih
tinggi. Contohnya adalah manajemen
perhotelan di indonesia yang sangat ribet sehigga apabila terjadi keluhan yang
dilakukan oleh konsumen, tindak lanjut yang dilakukan oleh menajemen hotel lama
karena menunggu kebijakan dari pihak atasan. Sedangkan system
flat merupakan struktur organisasi yang mata rantai yang dilakukan pendek dalam
komando ataupun komunikasi sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara cepat karena pengambilan keputusan
dapat dilakuakan pada level jenjang atau tingkatan yang rendah. contohnya adalah manajemen perhotelan di jepang yang mana setiap ada keluhan yang terjadi
dari konsumen maka langsung segera ditindak lanjuti secara langsung tanpa
menunggu kebijakan atasan karena pengambilan keputusan dapat diambil pada level
bawah.
3. Konsep
desentralisasi dan sentralisasi saat ini tidak hanya terdapat dalam system
politik saja akan tetapi hal ini sudah masuk dalam system pendidikan pula
dimana konsep desentralisasi dalam pendidikan adalah otoritas pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan segala keperluan pendidikan berada pada pusat.
Sedangkan konsep sentralisasi dalam pendidikan adalah otoritas pengambilan
keputusan dalam hal kebijakan pendidikan disesuaikan dengan tugas dan fungsi
sehingga level bawahpun dapat berpasrtisipasi dalam pengambilan keputusan.
Kemudian rasionalitas kenapa pendidikan bergerak kearah desentralisasi karena skala
pendidikan saat ini meningkat dan lebih kompleks sehingga obyek yang
dilayanipun lebih heterogen. Selain itu akan lebih mudah pemantauannya apabila
dilakukan oleh pelaku manajemen pendidikan yang menanganinya secara langsung
sehigga keperluan yang dibutuhkan benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh sekolah.
4. Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari istilah School-Based
Management (SBM) sebagai suatu model pengelolaan sekolah secara
desentralisasi di tingkat sekolah. MBS merupakan sistem pengelolaan sekolah
yang menjadikan lembaga sekolah sebagai institusi yang memiliki otonomi luas
dengan segala tanggungjawabnya untuk mengembangkan dan melaksanakan visi, misi,
dan tujuan-tujuan yang disepakati. Sekolah memiliki kewenangan luas untuk
menetapkan berbagai kebijakan teknis operasional sekolah dengan berbagai
implikasinya sesuai dengan kebutuhan aktual siswa atau masyarakat. Dalam MBS,
sekolah memiliki kewenangan luas untuk menggali dan memanfaatkan berbagai
sumberdaya sesuai dengan prioritas kebutuhan aktual sekolah. School based management yang dilakukan
oleh masing-masing sekolah untuk memperbaiki mutu pendidikan tanpa campur
tangan dari pusat baik itu dalam hal materi, SDM serta kurikulumunya dimana
pusat hanya malakukan pemantauan dan control supaya satuan pendidikan tetap
berjalan sesuai dengan jalurnya. Pendidikan di Indonesia mengaplikasikan school based manajement karena dengan
luasnya wilayah Indonesia yang menjadikan kurang efektifnya system pendidikan
yang sentralisasi sehingga menajdikan manajemen berbasis sekolah sebagai salah
satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dari masing-masing sekolah karena
dengan hal ini sekolah mampu memperhitungkan apa saja segala kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh sekolah tersebut untuk meningkatkan mutu dari pendidikan . Prinsip
dari school based management adalah prinsip ekuifinalitas yang berasumsi bahwa terdapat
berbagai macam cara berbeda untuk mencapai tujuan manajemen berbasisi sekolah,
prinsip desentralisasi dimana eisiansi dalam pemecahan masalah bukan
menghindari masalah, desentralisasi pendidikan memberikan peluang kepada
sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah menurut strategi-strategi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, prinsip kewenangan mandiri yang memberikan
wewenang kepada sekolah untuk mengelola secara mandiri dengan kebijakan yang
telah ditetapkan secara kolaboratif, prinsip inisiatif manusia dimana mengakui
ahwa manusia bukan sumber daya yang statis melainkan dinamis sehingga potensi
sumberdaya manusia harus selalu digali, ditemukan dan dikembangkan. Sedangkan
menurut Depdiknas prinsip manajemen berbasis sekolah adalah keterbukaan,
kebersamaan, berkelanjutan, menyeluruh, pertanggungjawaban, demokratis,
mandiri, berorientasi pada mutu, pencapaian standar minimal serta pendidikan
untuk semua.
5. Manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah adalah teknik kegiatan mutu sekolah yang
dilaksanakan dan dirancang oleh sekolah itu sendiri. Dalam perancangannya
sekolah mempertimbangakan kelebihan serta kekurangan yang dimiliki oleh sekolah
itu sehingga apa yang dirancang tidak menjadi suatu hambatan bagi majunya
sekolah tersebut. Kegiatan mutu yang dirancang oleh sekolah dilihat dari
kondisi masyarakat sekitar sekolah yang mendukung berkembangnya sekolah
tersebut serta kondisi dari dalam sekolah itu sendiri. Tahapan dalam pelaksanaan MPMBS adalah melalui
sosialisasi, mengidentifikasi tantangan nyata sekolah sertamerumuskan visi dan
misi.
6. Partisipasi
orangtua merupakan keikutsertaan
orangtua atau wali siswa dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah gun meningkatkan mutu sekolah.
Bentuk-bentuk partisipasi dalam School
Based Management yang dilakukan oleh orangtua ada lima yaitu partisipasi
financial, partisipasi sukarela, partisipasi pemikiran, parsipasi pengambilan
keputusan dan partisipasi sosial . Dari beberapa jenis
partisipasi tersebut diharapkan dapat dikembangkan oleh sekolah, sehingga
partisipasi masyarakat dan orang tua murid terwujud secara optimal. Dalam hal
ini sekolah harus mampu menggali semua jenis partisipasi dari masyarakat dan
orang tua murid yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing demi kelancaran
program sekolah. Dalam partisipasi ini terdapat orangtua yang aktif
berpartisipasi dalam meningkatkan
mutu sekolah akan tetapi adapula yang pasif dalam
berpartisipasi hal ini dapat disebabkan
karena basic dari masing-masing orangtua siswa yang berbeda-beda.
7. Sekolah
yang menggunakan menajemen berbasisis sekolah menurut saya tidak pasti sekolah
tersebut akan mengalami kemajuan yang luar biasa karena belum tentu sekolah
yang menggunakan manajemen berbasis sekolah memiliki fasilitas yang memadai
dalam menjalankan apa yang telah mereka canangkan dalam manajemen yang mereka
lakuakan. Selain itu terkadang ada sekolah yang memang kurang mampu
menyesuaikan diri dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya berasal dari
seklah itu sendiri. Dan yang paling utama adalah system manajemen berbasis
sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah tidak diimbangi dengan
pemahaman-pemahaman kepada masing-masing kepala sekolah serta gutu. Sehingga hal
ini menyebabkan kegiatan apa yang dilaksanakan oleh sekolah kurang memberikan
dampak yang signifikan bagi perkembangan sekolah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar